Kamis, 28 November 2013

RESENSI
”Doa Anak Jalanan”





 Di susun oleh :
Faschoda Finsa Amadio       (13)
M. Benteng Aldijana            (21)


Kelas XI-IPS 5
SMA NEGERI 8 KOTA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2013-2014








Identitas Buku

Judul : Doa Anak Jalanan

Pengarang : Mamun Affany

Penerbit : Sofia Publishing House

Tahun Terbit : Mei 2013

Sampul : Soft Cover

Harga : Rp.
30.000








SINOPSIS


Do’a Anak Jalanan

Sekali lagi Ma’mun Affany mengerjakan sebuah novel untuk pembaca setianya di tanah air semua. Namun tak seperti biasanya, penulis lima novel ini mencoba hadir dengan kisah bernuansa perjuangan hidup menggapai cita-cita, bukan bernuansa episode cinta seperti novel-novel sebelumnya. sehingga novel ini tidak lagi berwarna tentang wanita, ungkapan perasaan, tapi lebih kepada motivasi untuk keluar dari hidup yang tertekan.
Berlatar wilayah Jakarta di tahun 2008, novel ini menghadirkan tiga tokoh utama. Dina, Adib, dan Cindy. Dina sosok paling besar berusia sekitar lima belas tahun, sedangkan Adib kelas enam SD, dan Cindy kelas satu SD. Ketiganya layaknya kakak beradik namun disatukan bukan berdasarkan satu ibu atau satu ayah, tapi sebatas karena disatukan oleh preman yang setiap hari memeras uang dari keringat mereka dengan mengamen di jalan raya dengan berjuang hadapi kerasnya kehidupan jalanan.
Mereka sadar bahwa hidup di jalan raya tidaklah pantas, mengamenpun seringkali sebatas alasan untuk dengan halus meminta uang walaupun suara mereka layak sebagai penyanyi panggung. Mereka bertiga bersikeras untuk merasakan pendidikan di tengah-tengah kungkungan preman, jika ketahuan mereka harus bersiap untuk dipukul, ditendang, disiksa, bahkan mungkin dibunuh. Tapi mereka tetap ingin sekolah karena mereka ingin keluar dari kehidupan jalanan.
Yang menarik dari novel ini adalah kepiawaian dalam menarik emosi pembaca untuk merasakan perjuangan setiap tokohnya. Dina sebagai anak paling tua penuh tanggung jawab menjaga adiknya, semua dikorbankan untuk adik-adiknya. Semua patut dicontoh, bahkan semangat para tokoh-tokohnya layak menjadi motivasi hingga tanpa sadar kita akan menyadari betapa beruntung kehidupan yang kita miliki.
Novel ini tidak begitu tebal, namun gaya cerita yang fokus menjadikan pembaca bersiap-siap habiskan waktu dalam sekali duduk. Bahkan tanpa terasa diujung episode pembaca akan merasa iba hingga tiba-tiba air mata hendak menetes merasakan betapa keras perjuangan tiga anak yang harus hidup berkalang nyawa. Novel yang rencananya akan terbit pada April ini layak untuk menjadi bacaan di sela-sela waktu anda, terutama bagi anda yang berniat mencari cermin sebagai penyemangat dalam hidup, dan sebagai penyadaran bahwa betapa beruntung orang-orang yang sudah bisa mengenyam pendidikan di sekolahnya.








KEPENGARANGAN

Latar Belakang Pengarang

            Ma’mun Affany lahir di Tegal 21 September 1986. Menamatkan pendidikan KMI di Pondok Modern Darussalam Gontor 2004, program S1 fakultas Syari’ah pada almamater yang sama di tahun 2008, dan program S2 di Fakultas Usuluddin juga ditamatkan di almamater yang sama pada 2012
          Aktivitasnya sehari – hari lebih banyak dihabiskan untuk menulis, baik novel maupun catatan pribadi, mengisi seminar terutama tentang pelatihan menulis novel di berbagai tempat. Beberapa catatannya baik tentang tulis menulis, maupun falsafah hidup dan pernak – pernik kegiatan bisa di affany.net.
          Novel yang sudah dia terbitkan antara lain Adzan subuh menghempas cinta. Novel kedua Kehormatan di balik kerudung yang di angkat di layar lebar oleh starvision. Yang ketiga 29 Juz harga wanita. Yang keempat Satu wasiat untuk lelaki. Yang kelima Cemburu di hati penjara suci. Keenam do’a anak jalanan.










KELEBIHAN,KEKURANGAN DAN KELEMAHAN

·         Kelebihan buku :
A. Kelebihan dari novel ini adalah dapat membuat pembaca terhanyut dalam kisah yang diceritakan didalam novel ini.
B. Kelebihan lainnya adalah ini adalah kisah yang diangkat dari       kehidupan nyata dan sangat menyentuh.
C. Mengajarkan kita agar ikhlas dan tabah menerima cobaan dari Allah dan yakin setiap cobaan pasti ada jalan keluarnya
D. Kepiawaian dalam menarik emosi pembaca untuk merasakan perjuangan setiap tokohnya.

·         Kelemahan :
Kelemahan yang dimiliki novel ini, di antaranya kata-kata penulis yang kadang membuat pembaca berimajinasi lain dalam menafsirkan kata-kata kiasan penulis.

KRITIK DAN SARAN
Kisah yang mengajarkan kita tentang arti kehidupan yang sebenarnya. Salut banget sama ceritanya, tapi sayang penulisannya masih ada yang kurang menarik. Pokoknya yang belum baca novel ini harus baca karena sangat bagus dan mengharukan. Mungkin itu saja yang dapat saya katakan.










Unsur intrinsik :

Judul   : Doa anak jalanan
Tema   : Perjuangan hidup
Tokoh  :
-          Adib                : Penurut, Tidak mengenal putus asa
-          Cindy              : Penurut, Tidak mengenal putus asa
-          Dina                : Penuh tanggung jawab
Setting :
-          Tempat                        : Jalanan
-          Suasana                       : Menegangkan, Mengharukan
-          Waktu                         : Tidak di ketahui
-          Alur                             : Maju
-          Sudut pandang                        : Orang ke – 3
Amanat :        
-          Kita harus bersyukur dengan apa yang telah kita miliki sekarang, karena masih ada orang – orang yang kekuarangan di luar sana.
-          Kita harus bersabar menghadapi semua cobaan.

Unsur Ekstrinsik :

-          Nilai religius                : Kita harus bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah.
-          Nilai moral                  : Janganlah merasa iri dengan apa yang orang miliki.

-          Nilai Sosial Budaya    : Dibalik semua cobaan pasti akan mendapat rahmat.

Selasa, 26 November 2013

MAKALAH
Biografi Bapak Santoso
”Pengusaha Bisnis Mebel  ”
 Di susun oleh :
Faschoda Finsa Amadio           (13)
Galang Damartiko                    (14)
Herlambang Eka Tama             (15)
Kelas XI-IPS 5
SMA NEGERI 8 KOTA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2013-2014




BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Santoso (lahir 7 Oktober 64) adalah seorang pengusaha bisnis mebel rumahan yang terletak di daerah Bujel Kec. Mojoroto, Kota Kediri. Usaha mebel tersebut sudah di kerjakannya lebih dari 6 tahun. Kemauannya untuk menjadi pengusaha mebel tersebut untuk menambah keuangan dalam keluarganya.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan diangkat dari sosok pribadi Bapak Santoso, yaitu :
1.      Bagaimana kisah perjalanan seorang Bapak Santoso sebelum menjadi pengusaha mebel tersebut?
2.      Kisah kesuksesan seorang Andrie Wongso?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan Penulis mengangkat kisah seorang Andri Wongso adalah sebagai berikut :
1.      Agar kita menjadi tertarik untuk menjadi seorang wirausaha dan mulai menanamkan sikap kewirausahaan di dalam diri kita masing-masing sejak dini
2.      Agar sosok seorang bapak Santoso dapat kita jadikan sebagai motivator kita di dalam membangun dan mengembangkan kewirausahaan.




BAB II

PEMBAHASAN



A.Kisah Hidup Bapak Santoso

Santoso (lahir 7 Oktober 64) adalah seorang pengusaha bisnis mebel rumahan yang terletak di daerah Bujel Kec. Mojoroto, Kota Kediri. Usaha mebel tersebut sudah di kerjakannya lebih dari 6 tahun. Kemauannya untuk menjadi pengusaha mebel tersebut untuk menambah keuangan dalam keluarganya. Sebelum menekuni usaha mebel tersebut bapak Santoso berbisnis sebagai pekerja serabutan dan perajin kaca dan aquarium. Namun setelah beliau mendapat saran dari kerabatnya bapak Santoso beralih menjadi pengusaha mebel. Barang – barang mebel yang beliau buat antara lain kursi, meja, rak buku, lemari dll.

B. Kesuksesan Bapak Santoso
            Bisnis yang di geluti beliau mulai memenuhi hasil semenjak 2 tahun terakhir. Barang – barang pesanan seperti kursi, meja dsb mulai berdatangan. Barang mebel bapak Santoso bisa dibilang sangat terjangkau harganya bekisaran antara Rp 500.000 – Rp 5.000.000. Untuk mengerjakan pesanan beliau tidak sendiri, bapak Santoso mempunyai karyawan sebanyak 5 orang yang direkrut dari wilayah daerahnya sendiri. 5 karyawan tersebut kerja sangat giat dan tekun. Bapak Santoso memperkerjakan 5 karyawan tersebut untuk membantu perekonomian keluarga mereka.




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pekerjaan bapak Santoso bisa dibilang serabutan. Dia tidak menekuni pekerjaan tertentu. Apapun pekerjaannya, selama dia mampu maka akan dia kerjakan dengan sepenuh hati dan dengan sungguh sungguh. Pekerjaan yang pernah dia kerjakan salah satunya adalah  perajin kaca hias dan aquarium.
Kemudian bapak Santoso mulai mengarah pada ketenaran setelah diberi arahan kerabatnya, dia pun diarahkan sebagai perajin mebel..
Dalam menekuni usaha mebelnya bapak Santoso tidak mengeluh dan terus bekerja keras.
Dan saat ini bapak Santoso sudah menjadi sebagai perajin mebel yang sukses dengan memperkerjakan 5 orang karyawan dari daerahnya sendiri.

B.       Saran

Dengan kisah pengusaha sukses tersebut diatas, semoga kita dapat mengambil hikmah dan manfaat untuk kita jadikan contoh dalam kehidupan.

Sabtu, 23 November 2013

 PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG 


Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?” Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!” Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.” Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam. Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu. Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya. Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk. Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu. Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, ”Si Panjang itulah suami hamba.” Maka kata Masyhudulhakk, ”Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?” Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkan perempuan itu istrimu?” Maka kata Bedawi itu, ”Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan gamba ini tentulah suaminya.” Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, ”Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?” Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benarnya?” Maka kata orang tua itu, ”Daripada mula awalnya.” Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana templat duduknya. Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu. Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu. (Hikayat Masyhudulhakk)UNSUR INTRINSIK (tapi aku gak tau bener apa gak)Unsur Intrinsik :1. Tema : Kesetiaan dan Pengkhianatan dalam Cinta2. Alur : Alur maju3.Latar tempat :- tepi sungai- sungai- sebuah dusunLatar keadaan :- menegangkan- mengecewakan- membingungkan Latar waktu :- tidak diketahui4. PenokohanMasyhudulhakk : arif, bijaksana, suka menolong, cerdik, baik hati.Si Bungkuk : setia pada istrinya, suka mengalah, pemaaf, baik hati, mudah percaya.Si Panjang / Bedawi : licik, egois.Istri Si Bungkuk : mudah dirayu, tidak setia, suka berbohong, egois.5. Nilai-nilai? Nilai moral : kejujuran, kebijaksanaan, tolong menolong.6. Amanat ? Jangan memilih kebahagiaan yang belum pasti dan hanya berawal dari janji-janji dengan mengambil resiko menyakiti hati orang yang menyayangi kita yang lukanya sudah pasti akan lama hilang. ? Jangan berbohong karena berbohong itu tidak baik, merupakan dosa, dan hanya akan menimbulkan kerugian pada diri kita sendiri. ? Bantulah dengan ikhlas orang yang membutuhkan bantuan bila kita sendiri mampu membantunya. ? Berilah kesempatan pada orang yang benar-benar mau berubah menjadi lebih baik, karena setiap manusia pastilah tidak sempurna. ? Saat menghadapi suatu masalah, yakinkan diri bahwa diri kita mampu menyelesaikan masalah tersebut. Karena manusia dapat berpengalaman, lebih maju, dan menjadi lebih baik dengan menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam hidupnya. ? Jangan mengambil keputusan sesaat yang belum dipikirkan dampaknya ke depan. ? Syukurilah jodoh yang telah diberikan Tuhan, yakini bahwa jodoh itu baik untuk kita. ? Jangan mencari orang yang sempurna, melainkan cintailah seseorang dengan segala ketidaksempurnaannya dengan cara yang sempurna7. Relevansi ? Di zaman sekarang ini, bila ada dua orang yang melakukan kesalahan yang sama seperti cerita Si Bungkuk dan Si Panjang, pastilah hukumannya tidak sama seperti dalam cerita. Namun, akan dihukum sesuai norma hukum yang berlaku. Selain itu juga akan mendapat hukuman dari masyarakat. Seperti cemoohan, ejekan, gunjingan, dan lain-lain. Tapi kenyataannya, banyak orang yang melakukan tindakan yang tidak baik itu dan tidak diadili sesuai aturan hukum yang berlaku. ? Di jaman sekarang ini, banyak orang yang tidak bersyukur akan pendamping hidup yang telah diberikan kepada kita. Malah kita selalu mencari orang yang sempurna untuk diri kita tanpa menyadari diri kita juga bukanlah manusia sempurna.